Nelson Pomalingo dan Sekilas Refleksi Kepemimpinan yang Progresif

Politik437 Dilihat

Tepat 17 Februari 2021 hari ini, Kepemimpinan Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd sebagai Bupati Gorontalo periode pertama 2016-2021, resmi berakhir. Tentu dalam benak setiap orang, terdapat begitu banyak perspektif dan asumsi-asumsi yang mungkin berbeda, tergantung dari sudut pandang mana orang itu menilai dan melihatnya.

Namun apapun perspektif yang menyeruak dalam benak setiap orang, satu hal yang pasti, bahwa dalam 5 tahun memimpin Kab. Gorontalo, begitu banyak dimensi sikap, performance, program dan kebijakan yang secara langsung dan tidak langsung telah dirasakan dan berdampak sekaligus mewarnai kehidupan masyarakat di Kab. Gorontalo.

Dari aspek sikap dan performance kepemimpinan Sang Deklarator Provinsi Gorontalo ini, Nelson Pomalingo, mampu memanifestasikan cita-cita, obsesi dan semangat membangun yang tinggi. Salah satu kunci kemajuan di suatu daerah, memang sangat ditentukan oleh sejauhmana semangat dan komitmen membangun daerah yang dipimpinnya. Dalam realitasnya, Nelson Pomalingo mampu menunjukkan performance itu. Ia termasuk Bupati di Gorontalo yang memiliki tekad dan obsesi yang tinggi untuk mempersembahkan pembangunan yang progresif dan berkemajuan di Kab. Gorontalo.

Semangat membangun yang tinggi itu, paling tidak dapat dilihat dari beberapa instrumen yang menggejala selama pemerintahan Bupati Nelson antara lain : Pertama, selama memimpin Kab. Gorontalo, Nelson menunjukkan performance sebagai Bupati yang lincah, gesit, telaten dan begitu proaktif menjemput bahkan “merampas bola” demi pembangunan dan kemajuan Kab. Gorontalo.

Hal itu sangat jelas terlihat dari berbagai program, kebijakan dan terobosan yang direalisasikan pemerintahannya yang mampu melampaui target yang ditetapkan. Salah satu buktinya, meski dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), program pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) ditargetkan hanya 2.500 unit, ternyata ia mampu mempersembahkan sekitar 10 ribu unit Mahyani plus Rusunawa 2 unit dan 1.500 unit rumah komunitas profesi di Kab. Gorontalo. Bukti lainnya dapat dilihat dari capaian RPJMD yang baru dalam usia 2.5 tahun kepemimpinannya, namun capaian RPJM sudah mencapai angka 82 persen. Bagaimanapun, indikator kinerja dan keberhasilan suatu pemerintahan, dimana-mana dapat diukur dari capaian RPJMD.

Kedua, dalam membangun, Nelson sama sekali tidak hanya mengandalkan APBD semata, tapi juga menerapkan konsep pembangunan Kolaboratif dan Partisipatif. Hal ini dapat dilihat dari berbagai terobosan Nelson Pomalingo yang tetap menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam mensport dan mempercepat kemajuan di Kab. Gorontalo. Salah satu buktinya, adalah keberhasilan Nelson mendatangkan investasi di Kab. Gorontalo yang tadinya hanya Rp. 150 milyar di tahun 2015, meningkat hingga 300 kali lipat, yakni Rp. 3,6 Trilyun pada tahun 2020. Bukti lainnya, kolaborasi Pemerintah Kab. Gorontalo dengan Pemerintah Jepang dan Belanda dalam program penanganan Danau Limboto yang telah ditetapkan sebagai lokasi Geopark dunia. Selain itu, keberhasilan pemerintah Kab. Gorontalo menggandeng lembaga ICCI yang berkedudukan di Amerika Serikat dalam mengembangkan Ekonomi Kreatif. Belum lagi, program kerjasama dengan pihak Perbankan dan perusahaan swasta lainnya dalam mendorong percepatan pembangunan di sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan lingkungan hidup.

Ketiga, Nelson tampil sebagai pemimpin yang responsif dan antisipatif yang berbasis pada semangat memanifestasikan nilai-nilai kemanusiaan (humanisme) yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari semangat pemerintahan Kab. Gorontalo yang selalu sigap dan hadir di tengah masyarakat, ketika terjadi musibah banjir, warga yang mengalami musibah kebakaran, menghadirkan kebijakan yang berpihak pada kaum disabilitas atau penyandang cacat, keberpihakan terhadap masyarakat kurang gizi dan gerakan pencegahan Stunting yang secara massif dilakukan. Bukti lainnya, sangat nampak jelas terlihat pada saat Pandemi Covid-19 yang memperlihatkan kesigapan yang sejalan dengan harapan Pemerintah Pusat. Atas prestasi itu, Pemerintah Kab. Gorontalo mendapat bonus dana insentif penanggulangan Covid-19 kepada sebesar Rp. 13 milyar dari Pemerintah Pusat.

Keempat, Nelson Pomalingo termasuk pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, tidak alergi dengan kritik bahkan selalu siap berkomunikasi dan berdialog dengan elemen masyarakat. Buktinya, selama masa pemerintahannya, Nelson sama sekali tidak terjebak pada konflik-konflik politik dengan lawan-lawan politiknya, mampu menunjukkan performance sebagai pemimpin yang selalu menjawab setiap kritikan dengan tetap fokus bekerja melayani rakyatnya. Yang patut diapresiasi lagi, Nelson bukan type pemimpin “yang bertelinga tipis” yang tidak begitu saja mendengar bisikan-bisikan dari orang-orang tertentu kepada figur-figur tertentu. Salah satu buktinya dapat dilihat dari konsistensi rekrutmen jabatan Eselon II dan III di Kab. Gorontalo yang tetap berlangsung secara normatif, tidak mengenal siapa dan orangnya siapa.

Kelima, Nelson Pomalingo dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang kuat, sabar dan ikhlas. Indikatornya dapat dilihat dari performance kepemimpinannya yang tidak reaktif terhadap tudingan-tudingan miring yang menjurus pada fitnah dan serangan pihak lain yang terkadang sudah masuk ke dalam ranah kehidupan pribadinya sekalipun. Artinya, Nelson mampu melawan fitnah dan Hoaks terhadap dirinya dan keluarganya dengan penuh kearifan. Ia menyadari hakekat politik yang sesungguhnya yang terkadang menghadirkan sisi lain politik yang sarat dengan manuver dan gesekan-gesekan yang penuh intrik.

Dari keseluruhan performance kepemimpinan yang konstruktif tersebut di atas, maka tidaklah mengherankan, jika Kab. Gorontalo selama periode pertama kepemimpinan Nelson Pomalingo, mampu tampil sebagai daerah dengan capaian pembangunan yang progresif, diapresiasi oleh berbagai kalangan yang sarat prestasi. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator keberhasilan antara lain, trend penurunan kemiskinan yang tertinggi di Provinsi Gorontalo dari 21,8 persen pada tahun 2015 turun hingga 18,03 persen pada tahun 2020. Tidak hanya itu saja, APBD pada tahun 2015 hanya sekitar 1.2 trilyun meningkat menjadi Rp. 1.5 trilyun pada tahun 2020, mengembalikan supremasi PIALA ADIPURA yang sempat hilang kembali lagi kep pangkuan Kab. Gorontalo pada tahun 2018 dan 151 penghargaan lainnya dari berbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah, baik di tingkat regional, nasional dan internasional. Selain itu, di era pemerintahan Nelson Pomalingo, produksi pertanian, terutama jagung dan padi meningkat drastis, termasuk pembangunan jalan baru sekitar 300 km, terutama jalan-jalan ke akses-akses pertanian di desa-desa marginal, hanya terjadi di era pemerintahan Nelson Pomalingo.

Yang patut diapresiasi lagi, selama masa pemerintahan Nelson Pomalingo, Kab. Gorontalo termasuk daerah yang mendapat tempat di hati para pemimpin di seantero Indonesia. Salah satunya, dalam sepanjang sejarah Kab. Gorontalo, hanya di era Bupati Nelson Pomalingo, sekitar 200 Kepala Daerah di Indonesia berkumpul dan menginjakkan kaki di bumi Gorontalo serta puluhan pejabat setingkat Menteri selalu bertandang ke Kab. Gorontalo.

Performance kepemimpinan Nelson Pomalingo, juga menjadi sumber kebanggaan bagi masyarakat Kab. Gorontalo, karena ia mampu berbicara di kancah pergaulan dalam tataran nasional dan internasional atas nama rakyat Kab. Gorontalo. Buktinya, ia pernah didaulat sebagai Bupati terbaik di Indonesia dan pernah mendapat daulat berbicara di di forum-forum internasional antara lain di Jepang, Belanda dan Jerman serta mendapat penghargaan memberikan materi kuliah sekaligus menjadi penguji bagi mahasiswa Magister dan Doktor di berbagai Universitas dan perguruan tinggi ternama di Indonesia.

Dari berbagai performance itu pula, maka tidak mengherankan, jika Nelson Pomalingo kembali dipercaya oleh rakyat Kab. Gorontalo untuk memangku jabatan Bupati Gorontalo pada periode kedua dengan meraih suara terbanyak sekitar 93 ribu suara, melampaui perolehan suara calon lainnya yang terpaut hingga 30 ribu suara dari calon lainnya pada Pilkada yang digelar 9 Desember 2020 lalu. (AM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *