Boalemo – Lahirnya inovasi Sistem Informasi Gerakan Peduli Ambulance Gratis (Si GEMPAR) Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan telah banyak membantu masyarakat kurang mampu.
Tercatat ada 104 orang masyarakat Kabupaten Boalemo selama Tahun 2022 terlayani dengan kehadiran Inovasi Si GEMPAR, baik dalam antar pasien pulang, pasien rujukan dan pengantaran jenazah.
Kepala Bidang Penunjang Medik, Marsela Dumbela menyampaikan, lahirnya Inovasi Si GEMPAR ini, memang untuk masyarakat kalangan miskin.
Dirinya pun mengungkapkan, adapun kriteria masyarakat yang bisa dilayani melalui inovasi Si GEMPAR, diantaranya
- Pasien yang memiliki jaminan BPJS atau jaminan kesehatan lainnya atau pasien umum kelas 3
- Jika pasien dirujuk dari UGD maka yang masuk kriteria adalah pasien umum tergolong tidak mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu sesuai ketentuan yang berlaku
- Pasien memiliki KTP Boalemo
- Tujuan rujukan adalah rumah sakit yang berlokasi di Provinsi Gorontalo
- Pasien BPJS yang dirujuk ke luar Provinsi Gorontalo menggunakan mobil ambulans RSTN
Kriteria Pelayanan ambulan pasien pulang:
- Pasien yang diperbolehkan pulang oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
- Pasien pulang atas kemauan sendiri dengan kondisi tertentu :
- Pasien dari perawatan intensif
- Pasien post stroke sedang / berat
- Pasien post kecelakaan dengan fraktur /patah tulang
- Pasien lainnya dengan kondisi yang tidak memungkinkan menggunakan kendaraan umum
- Memiliki KTP Boalemo
- Lokasi rumah atau tempat pulang adalah di wilayah Kabupaten Boalemo
Kriteria Pelayanan ambulan jenazah:
- Jenazah pasien yang meninggal di RSTN Boalemo
- Memiliki KTP Boalemo Alamat pengantaran di wilayah Kabupaten Boalemo
Sementara itu, Direktur RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten dr. Rahmawaty Dai M.Kes ikut bangga dengan kehadiran Inovasi Si GEMPAR
“Si GEMPAR ini lahir sebagai bentuk kepedulian kami terhadap pelayanan transportasi bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di wilayah Kabupaten Boalemo, selain itu Inovasi ini juga sebagai dukungan program pemberantasan kemiskinan ekstrem” Tutur Direktur RSTN