Juru Bicara Gubernur Diminta Lebih Inklusif, HPMIG Cabang Bandung Dorong Dialog dengan Pemprov Gorontalo

Gorontalo – Pernyataan Juru Bicara Gubernur Gorontalo baru-baru ini menuai tanggapan dari Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG) Cabang Bandung, Akbar Van Gobel. Respons tersebut bukan sekadar kritik biasa, melainkan cerminan kegelisahan mahasiswa Gorontalo yang menilai komunikasi antara pemerintah provinsi dan generasi muda masih berjalan timpang.

Menurut Akbar, peran juru bicara seharusnya tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi jembatan komunikasi yang membuka ruang dialog antara pemerintah dan publik, khususnya mahasiswa perantauan.

“HPMIG adalah wadah aspirasi pelajar dan mahasiswa Gorontalo. Kritik yang muncul mestinya dipandang sebagai masukan, bukan ancaman,” ujar Akbar Van Gobel.

Ia menilai hingga kini belum ada inisiatif terbuka dari Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk membangun forum komunikasi atau dialog rutin dengan mahasiswa.

“Kami menunggu adanya ruang dialog yang jelas, bukan hanya komunikasi satu arah. Mahasiswa punya hak untuk menyampaikan pandangan demi kemajuan daerah,” tegasnya.

Kondisi ini, lanjut Akbar, menimbulkan tanda tanya besar mengingat mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki kepedulian sekaligus tanggung jawab terhadap pembangunan Gorontalo.

Pengamat menilai, pemerintah daerah tidak seharusnya alergi terhadap kritik. Sebaliknya, masukan dari mahasiswa bisa menjadi energi positif bagi pembangunan. Jika pola komunikasi tetap satu arah, dikhawatirkan akan memunculkan jurang ketidakpercayaan yang semakin lebar antara generasi muda dan pemerintah.

Ke depan, juru bicara gubernur diharapkan lebih inklusif dan empatik dalam merespons dinamika publik. Membuka ruang dialog dengan HPMIG, baik di Gorontalo maupun cabang-cabang di luar daerah, dinilai penting sebagai bukti komitmen pemerintah dalam melibatkan generasi muda dalam pembangunan.