Politik – Dalam suasana politik yang kerap kali diwarnai oleh kegemerlapan baliho dan spanduk, hadir satu tokoh yang memperkenalkan paradigma baru. Dedy Hamzah, seorang calon legislatif yang menarik perhatian dengan keputusannya untuk tidak mengandalkan baliho dalam kampanyenya, telah menarik perhatian kita semua pada esensi politik yang lebih dalam.
Pada tahap penyusunan strategi kampanye, Saya sempat berdiskusi dengan beliau mengenai keputusannya untuk tidak menggunakan baliho sebagai media promosi. Dengan tegas, beliau menegaskan bahwa langkah ini bukanlah tindakan kosong. “Jika saya masih memerlukan baliho untuk dikenal oleh masyarakat, itu berarti saya belum cukup efektif dalam bekerja selama ini,” tegasnya. Pernyataan ini menggambarkan pemahaman mendalam akan pentingnya kinerja dan interaksi langsung dengan masyarakat sebagai landasan utama bagi seorang calon legislatif.
Tidak hanya sebagai taktik semata, Dedy Hamzah memberikan argumentasi yang kuat terkait ketidakefektifan pemasangan baliho sebagai strategi kampanye. “Pemasangan baliho tidak hanya tidak efektif, tetapi juga membebankan biaya pengeluaran kampanye yang terlalu besar,” ujarnya dengan tegas. Pernyataan ini menyoroti pentingnya alokasi dana kampanye yang lebih bijak, dengan fokus pada program-program yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat.
Lebih dari sekadar sebuah kampanye, keputusan Dedy Hamzah untuk tidak menggunakan baliho juga merupakan sebuah pelajaran bagi generasi muda. Ia membuktikan bahwa menjadi anggota DPRD tidaklah bergantung pada kekayaan materi, melainkan pada dedikasi, integritas, dan kinerja yang nyata. “Jangan biarkan pengeluaran besar untuk baliho menjadi hambatan bagi niat kita untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah,” ujarnya, memberikan inspirasi bagi para pemuda yang ingin terlibat dalam dunia politik.
Kemenangan Spektakuler Dedy Hamzah (hasil rekapitulasi yang dihimpun dalam beberapa sumber, perolehan suara Dedy Hamzah sebanyak 13.511 suara) dalam meraih perolehan suara terbanyak di daerah pemilihan Gorontalo VI/Boalemo-Pohuwato tanpa mengandalkan baliho, bukan hanya sebuah kemenangan pribadi. Hal ini juga mencerminkan aspirasi masyarakat terhadap pemimpin yang mereka harapkan. Kesuksesan ini menjadi pondasi awal dan motivasi kuat bagi Dedy Hamzah untuk mencalonkan diri sebagai Bupati, membuktikan bahwa rakyat menginginkan kepemimpinan yang sesuai dengan visi dan komitmen politiknya.
Dedy Hamzah, dengan langkahnya yang berani dan dianggap kontroversial, telah menetapkan standar baru dalam politik. Melalui keputusannya untuk tidak mengandalkan baliho, ia telah menginspirasi kita semua untuk menilai politik dari sudut pandang yang lebih substansial: bukanlah tentang penampilan visual semata, melainkan tentang dedikasi, integritas, dan komitmen nyata untuk melayani masyarakat.