Pemprov Gorontalo dan Warga Sepakat Bangun Jembatan Darurat untuk sementara

WONOSARI, – Aksi protes warga Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo akhirnya membuahkan hasil. Setelah jembatan sementara di Desa Harapan kembali ambruk untuk kedua kalinya akibat banjir pada Jumat (11/4/2025), Gubernur Gorontalo langsung merespon dengan mengirim Dinas PUPR dan BPBD untuk meninjau langsung lokasi terdampak.

Peninjauan yang dilakukan di lapangan berujung pada kesepakatan bersama antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan warga. Ketua Barisan Rakyat Wonosari, Halid Arifin, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Gorontalo bersedia membangun kembali jembatan darurat untuk menghubungkan akses vital masyarakat.

“Alhamdulillah, setelah adanya protes dari warga, Gubernur merespon dengan cepat. Dinas PUPR dan BPBD sudah turun ke lokasi. Hasilnya, disepakati bahwa Pemprov akan membangun jembatan darurat di dua titik, yaitu Jembatan Desa Harapan (depan BRI) dan jembatan Sari Tani” ujar Halid, Sabtu (12/4/2025).

Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Boalemo juga turut ambil bagian. Menurut Halid, pemkab menyanggupi pembangunan dua jembatan lain yang juga terdampak banjir.

“Pemerintah Kabupaten Boalemo akan membangun jembatan Bongo Empat dan jembatan RT-15, Ini hasil dari kolaborasi yang kami dorong agar ada solusi konkret bagi masyarakat,” tambahnya.

Meski mengapresiasi respon cepat pemerintah, Halid tetap menyuarakan harapan besar dari warga untuk pembangunan jembatan permanen.

“Kami tentu berterima kasih atas respon positif dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Tapi kami berharap tahun ini jembatan permanen benar-benar dibangun. Sudah cukup masyarakat bertahan dengan jembatan darurat yang mudah rusak,” tegas Halid.

Ia juga menyampaikan komitmen warga untuk terus bekerja sama dengan pemerintah demi kemajuan daerah.

“Kami akan terus kawal proses ini dan siap berkolaborasi. Yang penting, pembangunan ini jangan berhenti di janji. Wonosari juga punya hak untuk maju,” tutupnya.

Jembatan Desa Harapan sendiri adalah akses utama warga Wonosari ke berbagai fasilitas penting, termasuk sekolah, pasar, dan layanan kesehatan. Ambruknya jembatan tersebut untuk kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir memicu gelombang kekecewaan masyarakat, yang merasa dianaktirikan dan tidak mendapat perhatian layak dari pemerintah.

Kini, warga Wonosari menanti bukti nyata: jembatan permanen yang bisa mereka lalui dengan aman, tanpa rasa waswas setiap musim hujan tiba.