GORONTALO – Jembatan sementara di Desa Harapan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo kembali ambruk untuk kedua kalinya, Jumat sore (11/4/2025), usai diguyur hujan deras dan banjir yang melanda wilayah tersebut. Akses utama yang menghubungkan warga itu kini lumpuh total.
Jembatan tersebut sebelumnya sudah ambruk pada tahun 2022 lalu akibat banjir besar. Sejak saat itu, warga hanya bisa mengandalkan jembatan darurat yang baru dibangun berbulan-bulan setelah kejadian pertama. Sayangnya, jembatan sementara itu pun tak bertahan lama—dan kini kembali hanyut diterjang banjir.
Kemarahan dan kekecewaan warga pun memuncak. Mereka menilai pemerintah provinsi lamban, tak responsif, dan terkesan menutup mata atas penderitaan warga Wonosari selama tiga tahun terakhir.
“Kami di Wonosari ini seperti tidak punya pemerintah. Tiga tahun kami menunggu jembatan dibangun kembali, tapi tidak pernah juga dianggarkan. Yang ada hanya jembatan darurat yang itu pun sekarang sudah putus lagi,” ujar Fian Hamzah, dengan nada geram.
Pemetinah Provinsi Gorontalo jangan hanya melihat ini sebelah mata, dan seolah-olah tidak ada yang terjadi.
“Jangan lihat kami sebelah mata. Kami juga bagian dari Provinsi Gorontalo, kami juga punya hak untuk mendapatkan akses yang layak dan aman,” lanjut Fian.
Tak hanya mengkritik, Fian juga mendesak Gubernur Gorontalo yang baru menjabat agar segera turun tangan dan menganggarkan pembangunan jembatan permanen.
“Sekarang sudah pemerintahan baru, Kepemimpinan Pak Gusnar dan Ibu Idah. Kami minta Gubernur segera menganggarkan jembatan ini. Jangan biarkan kami terus menunggu tanpa kejelasan,” tegasnya.
Selain itu, Fian juga melontarkan kritik tajam terhadap kinerja instansi terkait yang dinilainya tidak bergerak cepat menangani masalah ini.
“Saya juga minta Gubernur segera mengganti Kepala BPBD dan Kadis PUPR. Kerja mereka terlalu lambat, bahkan cenderung tidak ada yang dikerjakan. Masa tiga tahun hanya bisa bangun jembatan darurat yang dua kali ambruk?” pungkasnya.