Sahril Tialo Kritik Ketua DPRD Boalemo: “Bicara Moral, Bukan Hanya Prosedur!”

Boalemo – Aksi demonstrasi yang digelar di depan kantor DPRD Kabupaten Boalemo kembali memanas setelah Sahril Tialo, koordinator lapangan aksi, menyampaikan kekecewaan terbuka terhadap sikap pimpinan dewan yang dinilainya tidak menjawab substansi tuntutan rakyat.

Dalam orasinya di hadapan massa, Sahril dengan lantang menyebut bahwa pernyataan Ketua DPRD Boalemo terkait dugaan korupsi perjalanan dinas hanyalah upaya menghindar dari tanggung jawab. Ia menilai, alih-alih memberikan klarifikasi yang transparan, Ketua DPRD justru melempar seluruh persoalan ke pihak Kejaksaan.

“Yang kami tanyakan adalah soal moral dan tanggung jawab wakil rakyat terhadap uang rakyat, bukan sekadar prosedur administratif. Tapi lagi-lagi, jawaban mereka menghindar,” tegas Sahril, yang disambut sorak dukungan dari para demonstran.

Kekecewaan itu semakin menguat, menurut Sahril, karena pola serupa telah berulang dalam beberapa aksi sebelumnya. Jawaban-jawaban normatif yang diberikan oleh para legislator dinilai hanya memperkeruh suasana dan menutupi akar persoalan.

Sebagai sosok yang berkali-kali memimpin gerakan moral tersebut, Sahril menyatakan bahwa sikap DPRD saat ini mencerminkan ketidakseriusan dalam menanggapi keresahan masyarakat. Ia mengingatkan bahwa persoalan ini bukan hanya soal hukum, tetapi menyangkut integritas wakil rakyat yang digaji dari uang rakyat.

Meski demikian, Sahril masih menyimpan secercah harapan. Ia mengaku menaruh ekspektasi tinggi kepada Kepala Kejaksaan Negeri Boalemo yang baru untuk bersikap objektif dan independen dalam menyelesaikan kasus tersebut.

“Momentum pergantian pimpinan di Kejari Boalemo harus jadi angin segar. Kami berharap Kejaksaan tak lagi jadi tempat berlindung, tapi menjadi garda terdepan dalam menegakkan keadilan, tanpa kompromi dan tanpa tekanan politik,” tegasnya menutup orasi.

Aksi ini kembali menjadi pengingat bahwa publik terus menanti kejelasan hukum dan pertanggungjawaban moral dari para penyelenggara negara di daerah. Tekanan dari rakyat tak akan surut selama kebenaran masih ditutup-tutupi.