Boalemo – Tugu Jagung yang selama ini menjadi salah satu ikon Kabupaten Boalemo, Gorontalo, kini telah dibongkar oleh Pemerintahan Rum Pagau dan Lahmudin Hambali (PAHAM). Tugu tersebut sebelumnya dibangun pada masa pemerintahan Darwis Moridu dan Anas Jusuf, sebagai simbol penghormatan kepada para petani—mayoritas profesi masyarakat Boalemo—serta sebagai penanda identitas daerah.
Pembongkaran tugu yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) itu menuai berbagai tanggapan dari masyarakat. Sejumlah warga menyampaikan kekecewaan mereka melalui media sosial, khususnya Facebook. Mereka menilai bahwa Tugu Jagung tidak hanya bernilai simbolik, tetapi juga merupakan hasil dari uang rakyat yang seharusnya dijaga, bukan dihancurkan.
“Daripada membongkar tugu yang sudah ada, lebih baik mempercantik wajah ibu kota dengan membangun fasilitas baru yang bermanfaat bagi masyarakat,” tulis salah satu akun warga dalam unggahan Facebook yang beredar.
Beberapa warganet juga mempertanyakan motif di balik pembongkaran tersebut. Ada yang menduga bahwa hal ini merupakan bagian dari dinamika politik yang belum usai antara pemerintahan sebelumnya dan pemerintahan saat ini.
“Entah ini karena dendam politik atau alasan lain, tapi membongkar simbol daerah bukanlah langkah bijak,” ujar salah satu komentar lainnya.
Upaya konfirmasi dilakukan kepada Wakil Bupati Boalemo melalui pesan WhatsApp, namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi yang diberikan.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Boalemo hingga kini belum memberikan pernyataan terbuka mengenai alasan pembongkaran Tugu Jagung, yang semula berdiri sebagai bentuk apresiasi terhadap para petani—yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.