Klarifikasi Dari Pihak UBM Dinilai Sebagai Pembohongan Publik

Berita Utama714 Dilihat

Gorontalo – Kasus Drop Out (DO) yang menimpa mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo, Altio, terus menuai kontroversi.

Pasalnya pihak kampus berdalih bahwa keputusan tersebut diambil karena Altio memiliki Indeks Prestasi (IP) rendah, yakni 1.5, serta menuding dirinya sebagai provokator yang kerap membuat keributan di lingkungan kampus seperti yang dibertikan di media Go-Pena.id

Namun, Altio dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan membuktikan hal sebaliknya melalui transkrip nilai resminya.

Altio menegaskan bahwa tuduhan terkait IP rendah tidak berdasar, karena berdasarkan transkrip nilai yang dimilikinya, IP yang dicapainya jauh di atas angka yang dituduhkan pihak kampus.

“Informasi yang disebarkan kampus tentang IP saya 1.5 itu hanya diambil dari semester terakhir sebelum saya di DO tanpa surat, saya memiliki beberapa prestasi dan selalu membawa nama baik kampus tapi hari ini saya melihat kampus telah kibarkan bendera perang dimana memberikan informasi yang tidak sesuai.” Ujar altio kepada awak media, Sabtu 15/03/2025

Altio menambahkan, perihal pemberitaan tentang IPnya yang rendah itu tidak menjadi dasar yang kuat untuk membuat kampus melakukan DO.

“Jika itu mereka jadikan alasan, kenapa dari sekian banyak mahasiswa yang memiliki IP di bawah standar itu tidak di jatuhi sanksi yang sama? Ini kan bukti bahwa kampus suka meng ada-adakan alasan untuk membenarkan tindakan kejahatan mereka, kampus ini terlalu anti kritik.” Tuturnya dengan nada tegas

Selain itu, menurutnya, tuduhan sebagai provokator juga sangat tidak berdasar jika memang ada bukti otentik bahwa dia melakukan provokasi kepada para mahasiswa silahkan dibuktikan.

“Jika memang saya melakukan provokasi coba dibuktikan, ini kampus DO saya hanya persoalan saya membalas komentar salah satu presiden bem yang menandai saya di postingan yang viral tentang kampus dan komentar itu saya rasa bukan sebuah bentuk provokasi.” Ungkapnya dengan nada kesal

Altio, selama menjabat sebagai Presiden BEM UBM, dirinya selalu memperjuangkan hak-hak mahasiswa dan selalu memberikan prestasi terbaiknya untuk nama baik kampus.

“Sebelum saya di DO saya sudah banyak membuat prestasi di kampus yang anti kritik itu, saya memiliki beberapa prestasi yang mungkin kampus lupa. Saya pernah menjadi peserta MSIB Pertama program kampus merdeka, saya pun perna menjadi peserta kampus mengajar pertama, dan bahkan saya juara 1 debat, dan beberapa prestasi lainnya. Lalu kampus dengan kesombongannya memberitakan tentang saya yang mereka lupa bahwa saya pernah membawa nama baik kampus.” Tegasnya

Terkait bentuk intimidasi yang juga diberitakan di point kedua altio membantah hal tersebut, hal ini dapat dibuktikan dari kesaksian dan pengakuan presiden BEM UBM Yuanita Lakoro kepada tim kode etik.

“Saya memiliki bukti bahwa Yuanita tidak mengatakan bahwa dia di intimidasi oleh saya, dan itu sudah dia sampaikan kepada tim kode etik kampus pada tanggal 24 Januari 2025. Namun sayangnya berita yang hari ini dirilis oleh media online Go-Pena.Id di point kedua itu ada narasi bahwa saya melekukan intimidasi, saya juga punya bukti Chat antara tim kode etik dan Presiden BEM Yuanita Lakoro.” Tandasnya