Pohuwato – Sebanyak 1200 massa yang tergabung di Aliansi Masyarakat Lingkar Tambang Pohuwato melakukan aksi di depan Markas Polisi Resort (Mapolres) Pohuwato. Amarah meminta agar Kapolres Pohuwato hengkang dari bumi panua.
Pasalnya, masyarakat Pohuwato menolak atas penertiban alat pertambangan yang dilakukan oleh Kapolres Teddy Rayendra, karena dianggap merusak nasib para rakyat khususnya penambang.
Padahal kata Ketua Asosiasi Pertambangan Rakyat Limonu Hippy, bahwa AKBP teddy Reyendra pernah menerima hasil dari aktifitas pertambangan
“Kami sudah tahu pak Tedyy, bahwa anda meliliki keterlibatan tambang, apa perlu kami beberekan bukti-biktinya disini”. Teriak Limonu Hippy pada orasinya, Senin, (21/12)
Bahkan, teriak Limonu Hippy lagi. Dimana, Kapolres Pohuwato telah menikmati hasil dari tambang, baik uang hingga emas.
“Bukan hanya keterlibatan bapak Kapolres di tambang, tetapi juga ada bagian emas, yang dinikmati bapak Kapolres,” ungkap Limonu lagi.
Diterangkannya, Kapolres Pohuwto tak konsisten. Sebab, pada saat alat herat beroperasi, AKBP Teddy Reyendra tak melakukan penertiban.
“jangan berpura-pura bersih keras untuk melakukan penertiban, padahal sudah tidak ada alat berat di atas, waktu alat berat masih beroperasi, saat itu pak Teddy tak melakukan penertiban, ini kan lucu” Kata Limonu Hipoy dalam orasinya.
Tuntunan yang sama ini pun diutarakan massa pada saat mendatangi kantor Bupati Pohuwato, yang mana selain meminta tuntunan mepercepat keputusan dari WPR sendiri, massa juga meminta agar Teddy Rayendra turun dari jabatanya.
“Bupati syarif Mbungia yang saya sangat Hormati, kami memohon untuk segera melakukan koordinasi bersama Kapolda dalam hal pencopotan bapak Teddy Rayendra, kerena dirinya telah menghianati pohuwato yang kita cintai ini, sehingga tentunya ini bisa menjadi bahan pertimbangn”. Tegas Limonu Hippy
Hingga berita ini terbit, awak media masih berusaha menghubungi Kapolres Teddy Rayendra terkait tuntutan ribuan massa aksi yang mengatas namakan masyarakat penambang Pohuwato.