SHARENEWS.ID,Gorut- Tahun 2008 silam sosok Rusli Habibie dan Thariq Modanggu hangat diperbincangkan, karena pada tahun tersebut kedua tokoh politik ini bertarung sengit untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut). Pertarungan antara Rusli Habibie dan Thariq Modanggu saat itu berakhir di Mahkamah Konstitusi, yang dimenangkan Rusli Habibie dengan selisih kemenangan 57 Suara.
Keberadaan sosok Rusli Habibie pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dengan sejarah hidup dari Plt.Bupati Gorut Thariq Modanggu. Sosok Rusli Habibie yang sukses memimpin Provinsi Gorontalo selama 2 Periode itu, juga turut melantik secara langsung Thariq Modanggu sebagai Wakil Bupati dan Almarhum Indra Yasin sebagai Bupati pada Pilkada tahun 2018 silam.
“Mungkin sudah takdir, sejarah hidup Rusli Habibie pada babak awal keemasannya, tidak bisa bisa dipisahkan sejarah hidup Thariq Modanggu. Fakta membuktikan bahwa Thariq Modanggu dkk. lebih dari 3 Tahun berjuang membentuk Kabupaten Gorontalo Utara (2003-2006) dan Rusli Habibie menjadi Bupati Gorontalo Utara yang pertama (definitif) selama lebih dari 2,5 Tahun (2008-2010),” tulis Thariq Modanggu dalam unggahan Fcaebook Pribadinya, Rabu (11/5/2022).
“Kini Gubernur yang cair komunikasinya dengan berbagai elemen masyarakat ini segera meninggalkan kursi Gubernur. Rakyat Gorontalo bagaimana pun, terlepas dari apapun kesan kepada beliau, patut berterima kasih atas peran dan terobosannya menjadi Gubernur dua periode. Beliau adalah Gubernur yang mengukir banyak prestasi, sebagaimana Gubernur sebelum-sebelumnya di Gorontalo,” imbuh Thariq.
“Bagi saya pribadi, banyak kesan dan hikmah yang saya dapatkan dari kebersamaan dengan beliau. Betapapun sengitnya pertarungan politik saya dengan beliau memperebutkan kursi bupati Gorontalo Utara 2008, namun setelah itu kami berhubungan baik. Saya menghormati beliau baik sebagai pribadi maupun dalam jabatan. Dan, saya juga merasa selama ini beliau perlakukan lebih sebagai adiknya. Tidak terasa sama sekali aroma dendam di antara kami. Rupanya, politik sebetulnya ajang pendewasaan pikiran dan perasaan. Karena kita manusia: bukan Malaikat bukan pula Syaitan. Selamat berpisah pak Gubernur RH, semoga karya dan prestasi yang bapak torehkan untuk Gorontalo menjadi amal jari’ah hingga di akhirat nanti… amiinn,” pungasnya.(Adv/SN07)