Boalemo – Polres Boalemo menggelar upacara dalam rangka memperingati hari ibu ke-96 Tahun.
Upacara yang dipimpin langsung oleh Kapolres Boalemo tersebut, turut diikuti oleh seluruh satuan Bhayangkari serta para ASN di lingkungan Polres Boalemo. Senin, (23/12/2024).
Dalam upacara tersebut, Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayudi AKBP Sigit Rahayudi S.I.K membacakan amanat menteri Pemerdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzan.
“Bangsa ini dibangun dari pondasi perjuangan para perempuan yang tak pernah lekang semangatnya untuk mencapai sebuah kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus.
Tak terbilang lagi pahlawan perempuan yang namanya tetap harum hingga kini dan menjadi inspirasi bagi kita semua. RA Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Nyi Ageng Serang, Martha Christina Tiahahu, Rasuna Said, Laksamana Malahayati dan masih banyak lagi” lanjut AKBP Sigit Rahayudi S.I.K” ucapnya.
Lebih lanjut, AKBP Sigit Rahayudi S.I.K menyampaikan, salah satu yang menjadi penting perjuangan pergerakan perempuan di masa masa pra kemerdekaan dan menjadi tonggak sejarah tersendiri adalah ketika diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
“Momentum bersejarah ini kemudian ditetapkan sebagai hari nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Sukarno, yang dinamakan Hari Ibu. Inilah yang membedakan Hari Ibu di Indonesia dengan peringatan “Mother’s Day” di beberapa negara dunia” tegasnya.
AKBP Sigit Rahayudi S.I.K menegaskan, bahwa perjuangan pergerakan perempuan ini membawa keyakinan baru bagi perempuan-perempuan Indonesia, bahwa pemenuhan hak dan kesetaraan akan mengantarkan mereka untuk dapat berjalan bersama-sama, serta menjemput kesempatan yang sama.
“Bahwa ruang untuk berkontribusi adalah milik semua. Keyakinan ini tentunya sangat esensial bagi kemajuan Indonesia, karena perempuan mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia. Maka kemajuan perempuan dan partisipasi perempuan dalam pembangunan akan menentukan pula kemajuan Indonesia” ungkapnya.
Lanjutnya, para perempuan kata Sigit yang ikut terlibat aktif dalam perjuangan dan pergerakan, adalah inspirasi bagi semua. Para perempuan ini telah mampu berperan mengubah tatanan kehidupan menjadi lebih baik. Ikuti mencipta, membentuk sejarah, dan peradaban manusia ke arah yang lebih bertata nilai, berkeadilan, humanis dalam tatanan politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan teologi.
Perjalanan panjang selama 96 tahun sejak Kongres Perempuan Indonesia Pertama, telah mengantarkan berbagai buah baik bagi perempuan. Kesempatan mengenyam di bangku sekolah, pulang bekerja, perempuan berpolitik, merupakan kabar baik.
Melalui peringatan diharapkan dapat mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa, agar mempertebal tekad dan semangat untuk bersama-sama melanjutkan dan mengisi pembangunan dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.