Gorontalo – Puluhan pengemudi Maxim yang tergabung dalam Aliansi Gabungan Driver Maxim mendatangi Kantor DPRD Provinsi Gorontalo untuk menyampaikan sejumlah aspirasi yang dinilai krusial bagi keberlangsungan dan kesejahteraan mereka sebagai mitra transportasi online.
Dalam pertemuan tersebut, para driver menyampaikan lima poin tuntutan utama kepada anggota dewan. Di antaranya adalah permintaan penghapusan kewajiban pemasangan stiker atau iklan full branding di mobil Maxim Car, yang dinilai mengganggu estetika kendaraan pribadi dan tidak sesuai dengan kesepakatan awal para mitra.
Selain itu, mereka juga menuntut kebebasan bergabung dengan koperasi manapun yang telah memiliki Angkutan Sewa Khusus (ASK) tanpa harus diarahkan atau dikendalikan oleh pihak aplikator. Para driver juga meminta agar Dinas Perhubungan lebih transparan dalam pengurusan izin operasional, pengaturan aplikator, serta penerapan kembali penegakan hukum (Gakkum) di lapangan.
Tak hanya itu, aspirasi penting lainnya adalah adanya perlindungan hukum dan payung kebijakan yang jelas bagi para driver transportasi online, agar tidak terus berada di posisi rentan dan dieksploitasi.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Meyke Kamaru, menegaskan bahwa pihaknya menaruh perhatian serius terhadap aspirasi para driver Maxim ini. Menurutnya, tuntutan tersebut cukup beralasan, mengingat kebijakan dari pihak aplikator justru semakin membebani para mitra dan tidak sejalan dengan peningkatan kesejahteraan.
“Tuntutan ini perlu segera dicarikan solusi. Apa yang disampaikan para driver merupakan realita yang mereka alami di lapangan. Justru aplikator terlihat lebih diuntungkan, sementara para driver hanya dijadikan objek tanpa perlindungan jelas,” ungkap Meyke.
Sebagai bentuk tindak lanjut, DPRD akan segera memanggil pihak manajemen Maxim atau perwakilan aplikator, Dinas Perhubungan, serta Dinas Perizinan guna membahas persoalan ini secara menyeluruh dan mencari solusi konkret.
“Para driver ini jelas harus mendapat keberpihakan dan perlindungan. Kami tidak akan tinggal diam, dan akan memastikan ada langkah nyata ke depan,” tegasnya.
Pertemuan tersebut menjadi salah satu upaya awal memperjuangkan hak-hak para pekerja sektor transportasi online yang selama ini belum memiliki perlindungan dan regulasi yang memadai.