Gorontalo, — Organisasi masyarakat Garda Satu Provinsi Gorontalo menyoroti proyek pengaspalan jalan nasional di ruas Paguyaman–Tabulo, Kabupaten Boalemo. Proyek yang berada di bawah tanggung jawab Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) tersebut menelan anggaran sebesar Rp 83 miliar dan kini dikhawatirkan kualitasnya tidak sesuai standar.
Ketua Garda Satu Provinsi Gorontalo, Kisman Abubakar, menyatakan kekhawatirannya terhadap hasil pekerjaan yang dinilai berpotensi tidak bertahan lama. Kekhawatiran itu muncul setelah pihaknya meninjau langsung proses pengaspalan di lapangan.
“Setelah kami turun ke lokasi, kami menemukan bahwa permukaan jalan yang baru diaspal terlihat tidak padat. Ini membuat kami khawatir jalan ini tidak akan bertahan lama, padahal ini adalah jalur trans Sulawesi yang dilalui kendaraan berat setiap hari,” ujar Kisman kepada wartawan, Selasa (24/6/2025).
Kisman menambahkan bahwa ruas jalan tersebut sebelumnya juga sudah beberapa kali diperbaiki, termasuk saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Gorontalo. Namun, dalam waktu singkat, kerusakan kembali terjadi.
“Terakhir diperbaiki saat kunjungan Presiden Jokowi, tapi belum genap setahun, jalan sudah berlubang dan aspalnya mulai pecah. Ini patut dipertanyakan,” lanjutnya.
Garda Satu mendesak agar pihak kontraktor dan pengawas proyek mengutamakan kualitas pengerjaan, mengingat pentingnya ruas jalan tersebut sebagai jalur utama distribusi antarprovinsi di Sulawesi.
“Kami ingatkan kepada kontraktor pengaspalan jalan Paguyaman–Tabulo untuk tidak main-main. Jangan sampai anggaran sebesar Rp 83 miliar terkesan mubazir karena pekerjaan yang asal-asalan,” tegas Kisman.
Garda Satu juga berharap pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan lembaga pengawas dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek ini, agar dana yang digunakan benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Sampai berita ini diturunkan, pihak kontraktor maupun Balai Pelaksana Jalan Nasional belum memberikan tanggapan resmi terkait sorotan yang disampaikan Garda Satu.